Friday, December 11, 2015

Cita-Citaku? Cita-Citamu? Cita-Cita Kalian, Dia, dan Mereka



               Setiap orang tentu ingin memiliki sebuah profesi. Berbagai macam faktor dan alasan yang menjadi dasar dalam pemilihan sebuah profesi tentu berbeda sesuai kemampuan masing-masing individu. Ada banyak sekali pilihan profesi yang tersedia. Apalagi bagi Anda yang terjun di bidang Teknologi Informasi. Dari jaman ke jaman, teknologi tidak akan pernah berharga mati karena teknologi itu sendirilah yang semakin gencar untuk dikembangkan. Teknologi menjadi faktor penting perkembangan kemajuan pola pikir manusia.
            Bagi kita, mahasiswa Teknik Informatika, ada banyak sekali profesi yang ditawarkan. Mulai dari programmer, Software Engineer, IT Consultant, Web Engineer, System Analyst, Game Developer, Intelligent System Developer, Database Administrator, dan masih banyak lagi. Lalu seperti apakah profesi pilihanmu?
              Banyaknya pilihan profesi membuat saya sendiri bingung kelak jadi seorang... Salah satu pilihan yang menggiurkan adalah menjadi seorang Technopreneur.

Apa itu Technopreneur?



Technopreneur berasal dari gabungan dua kata, yaitu technology dan entrepreneur. Techonology berarti sesuatu yang dapat memudahkan pekerjaan manusia, sedangkan entrepreneur berarti kemampuan untuk bekerja sendiri. Secara luas, technopreneur diartikan menciptakan sesuatu yang dapat membantu kehidupan manusia untuk mendapatkan penghasilan. Dari employee, self-employee, business owner, dan investor, technopreneur merupakan salah satu sisi dunia baru, dimana masih sangat terbuka dengan luas kesempatan-kesempatan untuk mendapatkan penghasilan yang besar. Technopreneurship adalah sebuah terobosan bisnis berbasis teknologi, yang memiliki wawasan untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda. Terlebih technopreneurship juga dapat digunakan untuk mensiasati masalah pengangguran intelektual yang semakin meningkat melalui penciptaan lapangan-lapangan kerja baru. Selain itu juga bisa menjadi arena untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK, sehingga akan banyak menciptakan tenaga handal ditengah kompetisi global. Itulah yang menjadi tonggak awal tekad saya ingin terjun di bidang ini.
Pada dasarnya profesi technopreneur bukanlah profesi yang mudah. Kita dituntut untuk bisa mengembangkan ide-ide baru sehingga dapat menciptakan teknologi yang baik. Meski peluang profesi ini cukup besar, tetapi hambatan dalam pencapaian kesuksesannya pun juga tinggi. Tak jarang ide-ide yang sudah ada sulit untuk diimplementasikan menjadi sebuah produk. Sisi efisiensi, pemanfaatan, bahkan penampilan menjadi nilai tersendiri untuk produk agar dapat diterima oleh masyarakat. Selain faktor internal, faktor eksternal juga berpengaruh. Ketika sebuah produk lahir, dibutuhkan keterampilan dalam pemasaran produk tersebut. Mulai dari hal yang sederhana seperti pengenalan, pendistribusian, dan hal-hal lainnya perlu diperhatikan secara mendetail agar kelak masyarakat mengetahui dengan baik produk teknologi tersebut.
Selain menyiapkan pengetahuan tentang teknologi, berikut adalah beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk menjadi seorang technopreneur:
      Menggali diri
Kunci agar memiliki jiwa pengusaha adalah dengan cara melihat karakter diri. Ini dapat dilihat dari kebiasaan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Karakter juga dapat dibentuk berdasarkan pengetahuan dan pengalaman. Seseorang dengan kreativitas tinggi akan memiliki kemampuan lebih untuk mengatasi suatu situasi dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat kreativitas yang lebih rendah. Karena itu, kreativitas menjadi salah satu karakter  yang sebaiknya dimiliki oleh seorang technopreneur. Tidak hanya kretivitas, seorang technopreneur juga harus fokus dan mampu menahan ego diri.
      Kemampuan yang diperlukan
Selain pengetahuan tentang teknologi, dibutuhkan pula keterampilan menulis, presentasi lisan, pengorganisasian, dan pastinya keterampilan manajemen usaha termasuk hal-hal dalam memulai, mengembangkan, dan mengelola perusahaan. Keterampilan dalam membuat keputusan, pemasaran, pembiayaan, produksi, kontrol, dan negosiasi juga sangat penting dalam membangun dan mengembangkan usaha. Yang intinya semua itu termasuk dalam keterampilan kewirausahaan.
      Memulai usaha
Untuk menjadi seorang technopreneur tidak mungkin terjadi begitu saja. Hal paling pokok yang harus dilakukan adalah memulai usaha itu sendiri. Tanpa memulai tidak akan ada apapun yang akan diperoleh. Berani memulai berarti berani untuk menerima segala konsekuensinya pula. Baik untung atau rugi harus diterima dengan baik dan anggaplah sebagai pembelajaran hari esok agar kita bisa terus berkembang.
Berikut tadi sedikit penjelasan tentang technopreneurship. Sekian.


Nama    : Davin Masasih
NRP       : 5115100113

0 komentar:

Post a Comment