Friday, October 30, 2015

Revolutionary Digital Learning, Era Baru Sistem Edukasi Pemerintah Indonesia (Semoga!)

Well,

Seringkali kita mendapatkan inforrmasi baik dari surat kabar, media sosial, bahkan televisi tentang pergantian kurikulum pendidikan di Indonesia yang tidak stabil. Ya, hal ini jugalah yang menjadi salah satu sisi yang menurut saya pribadi menjadi lubang besar bobroknya sistem pendidikan di negeri ini.

Oke langsung saja, coba ingat kembali masa SMA. Seringkali pada waktu SMA kita mengenal pelajaran Biologi adalah suatu subjek mata pelajaran yang boring, nge-hapal, dan paling nggak fun banget lah.

Sekarang kita beralih ke Fisika. Berdasarkan pendapat teman-teman, khususnya yang masuk di jurusan Teknik Informatika, saya mendapatkan kabar bahwa mereka memilih jurusan ini karena tidak ada pelajaran fisika didalamnya. Entah kenapa yah, kenapa pemerintah tidak memfokuskan diri untuk sekedar school visit ke SMA, melakukan survey, dan jika hasilnya mereka belum mendapatkan hasil baik di mata pelajaran science, pemerintah bisa mulai merubah sistemnya. Sedikit-sedikit, tapi pasti.

Saya disini tidak akan membahas satu per satu mapel yang diajarkan selama SMA, tapi yang jelas saya ingin sekali menekankan bahwa, harusnya pelajaran SMA itu menjadi suatu hal yang menyenangkan, membawa rasa curious yang tinggi, serta tidak jadi sebaliknya yang malah membuat siswanya benci dengan science.

Look around. Science is around us. Dengan berkurangnya minat anak muda pada science, itu berarti berkurang juga kualitas anak mudanya, dan membawa masalah besar bagi keberlanjutan dunia di negeri ini.

Lalu apa yang salah?

Berdasarkan tiga tahun saya selama di SMA, saya hanya bisa mengatakan satu hal, yakni kurikulumnya.

Itu benar jika kamu-kamu yang menganggap bahwa semuanya kembali pada diri masing-masing, tapi paling tidak apapun yang diajarkan guru SMA kita, yang selama berjam-jam per hari, menyita waktu energi dan kesempatan kita, tidak begitu saja sia-sia.

Karena menurut saya, jika saja di SMA kita diajarkan Science dengan benar, maka entah dalam skala kecil atau besar, pastilah membawa pengaruh kita di kehidupan nyata.

Saya beri contoh. Misalkan kamu seorang mahasiswa baru, dan ga pernah tau bagaimana suasana kelas di perkuliahan nanti. Nah, ternyata kamu juga suka main game, dan mata kamu minus tapi selama ini belum pernah berkacamata. Dengan menggunakan konsep fisika, sebenarnya bisa saja sebelum pindah kos, kamu ke optik, cek minus berapa, lalu browse internet seberapa jauh tempat duduk dari papan tulis, dan tanpa perhitungan dengan bulpen pun kamu bisa tentukan, kamu beli kacamata atau tidak.

Contoh lain masih terlalu banyak, karena benar science is everything.

Lalu bagaimana seharusnya?

Menurut saya pribadi, seharusnya sejak kecil kita dibiasakan untuk mempelajari bahasa inggris. Orang tua berperan penting dalam hal ini. Nah selanjutnya, akan lebih mudah dibahas.

Kita semua tahu, dari semua sumber, otak memproses gambar lebih baik dibandingkan tulisan-tulisan dalam textbook. Dan di dunia digital seperti sekarang, video lah yang paling mudah diproses oleh otak. Terlebih lagi teknologi video animasi 3D yang bener-bener ngaruh banget, terutama dalam hal edukasi. Internet sudah menyediakan semuanya.

Contoh? Boleh.

Ambil contoh Biology, sebuah materi tentang kontraksi otot manusia. Kamu membaca puluhan lembar buku, menghapal, untuk ulangan keesokan harinya. Itu pun belum menjamin kamu bisa besok! Lalu setelah ulangan, untuk prepare ulangan selanjutnya kamu harus baca lagi, ulang lagi, ngerjain soal, benar-benar tidak efisien. Bisa dibilang, kamu masih menerapkan sistem pembelajaran jadul.

Bandingkan dengan 5 menit melihat video ini,


Menarik? Berpuluh-puluh lembar tadi ternyata hanya ingin membahas video berdurasi 5 menit itu! Udah gitu, kamu tahu persis dimana sebenarnya otot itu, bagaimana cara pasti kerjanya, gimana kamu bisa bersyukur akan hal itu. Soal, urusan mudah.

Inilah yang bisa saya sebut sebagai Learning Revolution, sebuah media pembelajaran yang saya bisa jamin 70% lebih efektif dibanding menggunakan textbook. Imagine keseharian kita di SMA, adalah menontoh video 3D seperti ini yang telah disediakan pemerintah tiap modul, lalu main game-game secara nyata berinteraksi antar teman, saling bertanya jawab expand the knowledge, pasti masa SMA sudah bukan lagi terkesan membosankan, bukan?

Banyak yang sudah mendukung gerakan digital learning ini di internet. Mulai dari Veritasium, 7ActiveLearning, Ted-Ed, Khan Academy, MIT OpenCourseWare, Eureka Inc, dan satu-satunya di Indonesia yang sudah mulai memberikan pengajaran dengan benar adalah Zenius. Itupun di Zenius masih mengajarkan konsep melalui tulisan tangan dan bukan video seperti diatas, sudah banyak yang merasakan manfaatnya.

MAKA, saya pribadi merasa kurikulum yang saat ini haruslah diubah, menjadi kurikulum berbasis IT, yakni Digital Learning. Mulai saja. Jika para petinggi Indonesia terus mengatakan "Tidak Mungkin, karena IT belum menyebar, blablabla", maka tidak akan pernah dimulai. Biarkan keadaan nanti yang membuat kita beradaptasi, yang penting...

Just Start!

(Bonus video yang keren banget buat ditonton, dari KhanAcademy)


Baik, ini saja. Terima kasih.

Muflich Kamil M
5115100093

1 komentar: