Saya memiliki cita-cita untuk membuat perusahaan di gaming industry, dan pastinya membuat suatu game yang tak hanya bagus dan memiliki depth didalamnya tetapi juga menjual. Cita-cita ini sudah tertanam sejak saya kecil, sejak saya kecil saya senang sekali bermain game. Baik itu di PC maupun di konsol. Saya selalu mempertanyakan hal-hal kecil dalam sebuah game seperti, "kenapa bisa gini, kenapa bisa gitu" sampai-sampai teman dan saudara saya seringkali bilang "bikin aja game sendiri kalo gitu. ". Dan dari saat itulah saya memiliki passion yang tinggi untuk membuat sebuah game, walaupun sebenarnya, cita-cita membuat game itu kadang suka dilihat sebelah mata oleh orang-orang awam. Karena menurut mereka, game industry di Indonesia tidak akan maju dan juga gaming industry itu sifatnya merusak. Tapi saya percaya, bahwa pada zaman ini, opportunity di game industry sangat besar, jika kita benar-benar mau menekuni dan mempelajarinya. Disini saya juga akan membahas tentang tantangan, usaha yang dilakukan dalam mencapai cita-cita.
Tantangan
Tantangan dalam mencapainya bisa jadi sangat banyak, karena walaupun kita sudah seringkali bermain game atau mengetahui seluk beluk tentang gamedev, kadang kita tidak tau bagaimana sih gaming industry itu, cara bekerjanya, belum lagi dengan ada embel-embel seperti tanggapan gaming journalism yang bisa menjatuhkan nama perusahaan kita. Tapi untuk kali ini, saya akan membahas hal-hal yang sudah pasti jadi tantangan dalam membuat perusahaan game ini.
1. The team
Mencari game programmer, game designer, dan lain-lain yang ahli memang sepertinya masih bisa dibilang gampang, bisa saja kita menghire orang random dari internet dan bekerja bersama kita. Tapi menurut saya, kepintaran atau keahlian bukan saja menjadi faktor yang menentukan keberhasilan gamedev team. Kita perlu mencari team member yang memiliki pemikiran dan tujuan yang sejalan dengan semua, sehingga team kita bisa terjalin kerjasama yang baik. Saya sendiri awalnya sudah memiliki istilahnya "dream team" bersama teman-teman saya, diantara kita akan dibagi menjadi yang bekerja sebagai art department, programming dan business sesuai dengan keahlian kita. Kita memiliki jalan berfikir yang sama dan kita sudah berteman sejak kita kecil. Tapi karena ada sebuah "internal problem", "dream team" ini memang hanya sebuah "dream".
2. License
Sebenarnya bisa saja, kita membuat engine, asset, dll sendiri. Tapi untuk pemula, sepertinya kita membutuhkan engine yang telah dibuat. Sebenarnya banyak sekali game engine yang gratis tetapi banyak sekali limitation-limitation didalamnya yang dapat mengurangi kualitas dari game yang akan kita buat. Seperti misalnya, salah satu game engine yang bisa dibilang termurah adalah Unity Engine, Unity Engine ini bisa kita dapatkan secara gratis , tetapi terdapat limitation terhadap fitur yang bisa digunakan. Untuk portingan juga terbatas hanya dalam PC, untuk memasukan ke android dan lain-lain kita harus membayar Unity Pro sebesar $1500.
3.Publishing
Untuk memasarkan sebuah game bisa jadi masalah yang besar,karena sebagus apapun game yang kita punya, jika tidak ada orang yang mengetahuinya, lalu siapa yang membeli? Untuk orang-orang mengenal game kita, kita harus memiliki koneksi yang banyak. Hal ini bisa saja kita lakukan dengan misalnya, memasarkan lewat forum seperti kaskus, 4chan atau mungkin di forum-forum lain. Atau bisa saja kita langsung loncat ke game publisher besar, tapi pastinya hal itu mengeluarkan banyak uang dan butuh koneksi yang benar-benar tinggi kepada publisher tersebut. Intinya, untuk gamedev pemula, kita harus pintar dalam menarik perhatian banyak orang pada game yang akan kita publish ini.
4.Technical issues
Pastinya ini juga jadi masalah, apalagi untuk gamedev pemula. Untuk membuat game pastinya kita dibutuhkan banyak keterampilan, tak hanya programming saja yang harus kita tekuni, banyak yang harus kita ketahui dalam game development. Seperti pembuatan asset-asset dalam game seperti pembuatan 3D Mesh, 2D sprites, Sound effects dan lain-lain, kita juga perlu menguasai engine yang akan kita gunakan dalam membuat game ini. Jadi , dibutuhkan banyak waktu dan keahlian untuk membuat sebuah game yang baik.
Usaha
Kalau menurut saya, usaha untuk bisa mencapai keberhasilan di bidang game ini tak hanya dengan memainkan game, justru saya berfikir memainkan game itu hanya 10% dari yang harus kita lakukan. Memang, dengan memainkan game, kita mengetahui seluk beluk bagaimana sebuah game bekerja, tapi kadang dalam memainkan game, kita terlalu asik dengan game itu sampai2 tujuan kita untuk mencari details bagaimana game itu bekerja menjadi hilang. Menurut saya lebih baik kita mencoba untuk mengenal bagaimana game engine bekerja, melihat game development blog yang tersebar di Internet, berkumpul di game develompent community, menguasai hal-hal yang sifatnya technical yang dibutuhkan dalam game development.
Untuk mencapai cita-cita ini, memang saya memiliki kelemahan, kadang saya terlalu idealis, saya memandang rendah game-game seperti flappy bird, temple run dan lain-lain, memang, itu adalah game yang sangat menjual dan disenangi masyarakat luas. Tapi menurut saya, game seperti itu tidak memiliki kedalaman sama sekali. Kesenangan yang dihasilkan hanya sebuah "artificial happiness" dimana rasa senang itu didapatkan hanya dari membanding-bandingkan score kita dengan yang lain. Saya lebih memilih membuat game yang hanya disenangi grup-grup kecil masyarakat tetapi memiliki kedalaman yang baik daripada membuat game sangat menjual tetapi sebenarnya tidak memiliki apa-apa didalamnya. Karena, game-game macam flappy bird dan seperti itu hanya berarti untuk waktu tertentu, memang, menjual sangat banyak pada waktu tertentu, tapi sekarang buktinya saja sudah dilupakan. Intinya, menurut saya game yang baik adalah game yang bisa memberi semacam "kenangan" dan memory walaupun sudah bertahun-tahun lamanya dipublish.
Hariyoso Ario Bimo
5114100166